Essential Oil, apa itu & bagaimana menggunakannya? Part -2

MINYAK PELARUT

Pertama kali menggunakan dan mengenalkan essential oil, salah satu hal penting untuk diingat dan diperhatikan adalah carrier oil alias minyak pelarut.

Karena terbiasa menggunakan obat gosok misalnya, kita mungkin  menggunakan essential oil  yang sangat potent dengan cara yang sama – banyak dan liberal. Akibatnya terjadi iritasi pada kulit, efek detox yang terlalu cepat dan akhirnya mencap essential oil tidak aman.

It’s a good reminder bahwa hal-hal seperti ini bukanlah essential oils issue, melainkan safety issue. Sebaik apapun produk yang kita gunakan, jika tidak disertai dengan kehati-hatian, lebih sering menyebabkan efek samping daripada kebaikan yang diharapkan.

Mengapa perlu minyak pelarut?

Minyak pelarut digunakan sebagai pengencer essential oil untuk kemudahan, keamanan dan kenyamanan saat aplikasi di kulit.  Minyak pelarut tidak mengurangi efektifitas essential oil, bahkan penggunaan yang  tepat dapat meningkatkan manfaat & efektifitasnya. Setiap minyak pelarut memiliki sifat dan konsistensi yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk membuat minyak masas, balsam / salep, lipbalm, body lotion dsb.

Beberapa jenis minyak yang dapat digunakan sebagai pelarut , misalnya : minyak kelapa, minyak zaitun, minyak almond, minyak wijen, castor oil, jojoba, grapeseed oil , avocado oil dll.

Young Living menyediakan V6 Vegetable Oil Complex, merupakan campuran dari fractionated coconut oil (minyak kelapa), Sesame seed oil (minyak wijen), Sweet Almond oil, Wheat germ oil, Sunflower oil & Olive oil. Kelebihannya : tidak berbau, tidak lengket dan sangat cepat menyerap.

Jangan gunakan baby oil, minyak telon, atau minyak-minyak kosmetik lainnya yang  mengandung bahan sintetis. Selalu gunakan minyak nabati dan organik, and no mineral oils please!

dilution guide

Karena kandungan phenols, menthols atau zat lain  yang cukup tinggi, beberapa essential oil seperti Oregano, Cinnamon Bark, Thyme, Clove, Peppermint, Spearmint dll akan terasa panas/ gatal jika  digunakan langsung di kulit. Larutkan hot oils dengan perbandingan tertentu, tergantung kepada kenyamanan kita masing-masing.

Lakukan test patch sebelum dioleskan ke bagian kulit yang cukup luas, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi terutama pada kulit yang sangat sensitif.

Essential oil lain seperti Lavender, Frankincense dan Copaiba cukup lembut untuk digunakan secara langsung ke kulit.

Untuk anak-anak, bayi dan balita, selalu disarankan untuk melarutkan oil dengan perbandingan cukup besar sebelum digunakan. Untuk bayi , oleskan sedikit larutan di telapak kaki. Jika bayi sedang dalam fase suka memasukkan kaki ke dalam mulut, larutkan essential oil dan oleskan di bagian punggung.

Simpan essential oil yang sudah dilarutkan dalam wadah kaca yang tertutup dengan baik dan gunakan dalam waktu maksimal satu bulan untuk mencegah menurunnya kualitas minyak pelarut (menjadi asam, berbau dll), yang dapat mempengaruhi kualitas essential oil.

FREKUENSI PEMAKAIAN

Setiap tetes essential oil mengandung 40 juta triliun molekul, dan tubuh manusia terdiri dari 100 trilliun sel.  Dengan satu tetes essential oil, setiap sel dalam tubuh kita tercukupi kebutuhannya dengan 40 ribu molekul.

Frekuensi, intensitas dan jenis essential oil yang digunakan  sangat berpengaruh kepada hasil yang diharapkan. Ketika diaplikasikan ke kulit, essential oil akan langsung menyerap ke pembuluh darah. Namun tidak seperti obat-obatan yang bersifat intrusif, essential oil bekerja mengikuti kebutuhan tubuh kita. Dari sekian banyak komponen yang terdapat di dalam satu macam essential oil, tubuh kita hanya akan mengambil beberapa komponen yang diperlukan pada saat itu. Sisanya akan keluar dalam waktu beberapa jam melalui buang air, karena itu disarankan untuk minum banyak air putih untuk membantu proses ini.
Ketika kita melakukan aplikasi ulang, komponen yang diambil oleh tubuh kita akan berbeda dengan apa yang diambil pada aplikasi pertama. Karena itu cukup gunakan sedikit essential oil setiap aplikasi, namun secara teratur.

Untuk panduan keamanan, gunakan essential oil menurut berat badan, bukan menurut usia. Menurut dr.Peter Minke, panduan yang aman adalah satu tetes untuk 10 kg berat badan, perhatikan respon tubuh dan ulangi seperlunya.

LAYERING
Terkadang kita disarankan untuk menggunakan beberapa essential oil pada saat bersamaan, tapi tidak boleh dicampur dan dioleskan sekaligus, harus satu-satu. Apa alasannya? Salah satu Young Living leader pernah memberikan satu ilustrasi yang gampang dipahami.

Saat kita memasak, kita menyiapkan bahan-bahan dan bumbu yang kita butuhkan secara terpisah, misalnya bawang, jahe, kunyit,  minyak, garam, daging, air  dsb. Saat memasak, kita akan memasukkan bumbu dan bahan secara bertahap, mulai dari bumbu yang di masak hingga harum, masukkan daging, lalu air. Setelah masak, jadilah sup yang enak.  Apa jadinya  jika kita malas dan mencampur semua bumbu dan bahan pada saat bersamaan? Hasilnya mungkin adalah sesuatu yang tidak jelas bentuk dan rasanya. Bahan-bahan segar yang sudah kita siapkan dengan hati-hati akan menjadi sia-sia. Ketika kita menggunakan essential oil satu persatu, kita memberikan kesempatan  kepada komponen di dalamnya untuk bekerja dan kepada tubuh kita untuk mengenali komponen yang terkandung di dalam setiap oil.  Mencampur essential oil akan merubah komposisinya seperti kita memasak, menghasilkan sesuatu yang baru, karena itu perlu di lakukan dengan berhati-hati.

Beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk layering:
1. Oleskan essential oil pertama di bagian tubuh yang diinginkan, diamkan beberapa saat hingga terserap, baru oleskan essential oil berikutnya di bagian yang sama.
2. Oleskan essential oil pertama di bagian tubuh yang diinginkan dan jika kita tidak sabar menunggu, oleskan essential oil berikutnya di punggung atau telapak kaki, dan seterusnya. Be creative =)

Last but not least, jika terjadi reaksi sensitif (merah, gatal, panas) pada kulit atau bagian tubuh lainnya (wajah, mata, mulut dsb), oleskan minyak pelarut  di bagian tubuh yang memerlukan dengan generous, lalu bersihkan dengan kapas atau tisu bersih. Ulangi jika perlu. Minyak pelarut akan menahan essential oil di atas permukaan kulit agar tidak menyebar dan menyerap terlalu cepat.
JANGAN gunakan air untuk membersihkan, karena air akan mempercepat penyebaran dan penyerapan essential oil, yang tidak kita inginkan dalam hal ini.

Semoga bermanfaat!

Jika kamu suka artikel ini dan ingin berkomunikasi langsung dengan saya, silakan email yah!  Ingin bergabung sebagai anggota? Klik disini & saya akan membantu perkenalanmu dengan Young Living dengan dukungan penuh dari komunitas ONE DROP.

Orange Blossom Charcoal Bar Soap

Kulit wajah saya merupakan kulit kombinasi. T-zonenya cenderung berminyak plus berjerawat, jadi ada saja yang mampir apalagi jerawat hormonal yang hadir tiap bulan.

Nah, kondisi muka saya berbeda sekali  selama hamil si kembar. Saya menikmati apa yang disebut orang-orang sebagai pregnancy glow, dimana muka mulus bebas jerawat padahal saya jarang membersihkan muka dan jarang pakai pelembab. Rutinitas skincare pun jarang dilakukan,jarang pakai face serum tapi muka bersih dan tidak berminyak. Saking pedenya saya bareface aja kemana-mana. Bahagia sekali rasanya!

Tapi setelah melahirkan, HOROR! Muka kembali jerawatan, bahkan menghitam dan warna kulit tidak merata. Goodbye to my precious pregnancy glow! Mulai deh usaha dimulai kembali untuk mengembalikan kulit muka ke kondisi normal dengan rutinitas skincare yang biasa saya pakai, tapi tidak banyak perubahan. Apalagi dengan adanya si kembar, saya harus curi-curi waktu. Kadang baru sempat pakai toner, eh ada duty call dari si bayi lalu saya ikut ketiduran. Kalau begini, bagaimana saya bisa ten step skincare routine ala Korea nih!

Akhirnya saya back to basic.
Karena waktu terbatas, saya fokus dengan cuci muka. Cuci muka adalah satu-satunya hal yang bisa rutin saya lakukan setelah mandi. Biasanya saya pakai Orange Blossom, tapi karena sedang habis saya coba Orange Blossom charcoal bar soap – yang saya beli saat belanja produk NFR dari USA beberapa bulan sebelumnya. Saya pakai untuk cuci muka, minimal 2x sehari.

Setelah menggunakan selama kurang lebih 3 bulan, saya merasa kulit muka ada perubahan. Nah, awal Maret saya ketemu Ci Deny di Singapura dan dia komen, “Kamu kok mukanya cerahan?!”
Bahagia banget lho dikomentarin gitu, apalagi Ci Deny tahu bagaimana kondisi kulit muka saya selama hamil,setelah lahiran dan sekarang. Langsung deh jawab dengan pede, “Aku cuma pakai charcoal bar soap lho, Ci!”

Sampai sekarang saya masih tetap pakai dan harus punya stok charcoal bar soap, jangan sampai kehabisan! Kabarnya, charcoal bar soap ini akan segera tersedia di YL Indonesia, jadi ga perlu jauh-jauh lagi belinya dari USA. Bisa donk kita menebak dari new product teaser untuk LYPR 6 April besok?

Oya tips dari saya, charcoal bar soap ini dipotong kecil-kecil, supaya lebih irit dan mudah dibawa kalau sedang bepergian. Selamat mencoba!

Salam,

Dian

Cerita ini ditulis oleh Dian Saraswati. Jika kamu   ingin berkomunikasi langsung dengan Dian, silakan email yah!  Ingin bergabung sebagai anggota bersama Dian? Klik disini & kami akan membantu perkenalanmu dengan Young Living dengan dukungan penuh dari komunitas ONE DROP.

X